Selasa, 18 Oktober 2016

Praktik Apologetika

BAB 7
Kompetensi Dasar 7
Mengidentivikasi sebab-sebab Apologetika dan Prakti dan Praktik Apologetika
1.      Identivikasi sebab-sebab Apologetika Dari Ajaran Berbahaya yang Menyerang Iman Kristen

Selain ajaran iman Kristen, mungkin tidak ada ajaran lain yang begitu gencar diserang sepanjang masa. Serangan-serangan tersebut seringkali begitu kejam dan penuh penghinaan terhadap Kristus dan otoritas Alkitab. Banyak orang Kristen telah terguncang hebat dan panik tatkala menghadapinya.
Untuk dapat bertahan kita harus memahami inti dari setiap ajaran yang menyerang kemurnian iman kita, karena akar dari ajaran seperti itu pada dasarnya adalah kesalahpahaman dan pemutarbalikan firman Tuhan. Jelas, tulisan singkat ini tidak mungkin menguraikan seluruh ajaran tersebut mengingat begitu banyak dan bervariasinya mereka itu. Untuk itu dibutuhkan sebuah bidang studi khusus. Tetapi kita perlu mengetahui beberapa ajaran yang sangat berbahaya, sekalipun secara garis besarnya saja.
Ajaran-ajaran tersebut antara lain relativisme, pluralisme, sinkretisme dan beberapa ajaran teologia yang berkembang di Asia pada dewasa ini. Sebenarnya akar dari seluruh ajaran tersebut adalah penolakan terhadap keunikan Kristus dan otoritas Alkitab.[1]

1.      Relativisme

Arti istilah "relative" ditemukan dalam hubungan dan perbandingan antara sesuatu dengan yang lain. Dengan demikian, segala klaim terhadap kemutlakan dan keunikan dihapuskan. Relativisme menyangkal adanya kebenaran mutlak, maka semua nilai mutlak pun ditolak dan kebenaran yang diterimanya adalah kebenaran dalam batas relatif. Bagi penganut relativisme: nilai kebenaran sangat tergantung kepada kebudayaan, lingkungan dan orang-orang di dalamnya. Sesuatu yang dianggap benar dalam suatu kebudayaan atau lingkungan tertentu belum tentu diterima benar dalam kebudayaan dan lingkungan yang lain. Iman Kristen menolak relativisme, karena hal itu bertentangan dengan firman Tuhan. Di bidang doktrin, Alkitab mengajarkan bahwa kebenaran mutlak hanyalah berasal dari Allah, sebab hanya Dialah yang benar atau sumber kebenaran, maka standar kebenaran pun hanya bisa ditentukan oleh Dia sendiri.[2]

2.      Pluralisme

Sama halnya dengan relativisme, pluralisme pun menolak keras kebenaran mutlak. Penganut falsafah atau pandangan ini sangat mengakui dan menerima adanya berbagai ragam kebenaran. Aspirasi mereka bahkan lebih jauh dari usaha penganut relativisme; mereka berupaya mempersatukan agama-agama agar kebenaran-kebenaran yang beragam tersebut dapat saling mengisi dan melengkapi. Dalam konteks Indonesia, ajaran semacam ini sangat relevan untuk diperhatikan dalam arti diwaspadai mengingat negara kita memang memiliki keberagaman budaya dan mengakui adanya beberapa aliran kepercayaan sebagai agama resmi. Bagi pemeluk pluralisme keberagaman atau kemajemukan agama tersebut bisa dipandang sebagai akar perpecahan, karena itu potensi perpecahan sebagai akibat perbedaan itu harus dihilangkan dengan cara menolak serta menghapuskan keunikan dan kemutlakan setiap ajaran atau pengakuan terhadap suatu realitas kebenaran. Pluralisme mengajarkan suatu sikap dengan asumsi pandangan bahwa agama adalah respons kebudayaan atau kesadaran akan adanya realitas ilahi. Setiap bangsa dan masyarakat memang mempunyai cara yang berbeda untuk mengalami dan merefleksikan kontak ilahi. Dalam upaya penyatuan itulah justru setiap agama budaya dapat saling melengkapi.[3]

Iman Kristen menolak pluralisme karena dua alasan. Pertama, iman Kristen tidak mengenal istilah "realitas ilah" karena hal ini bertentangan dengan kepribadian Allah. Kita tidak pernah dapat mempercayai bahwa manusia dengan rasionya dapat mengenal Allah secara sempurna serta kemudian merefleksikannya dalam bentuk agama-agama (1Kor 1:21). Kita dapat mengenal Allah hanya karena Dia, dalam kasihNya, mau menyatakan diriNya terlebih dahulu kepada manusia. Kedua, adanya dua sikap yang amat berbahaya di dalam pluralisme: kesatu, sikap orang-orang yang secara memaksa berusaha melenyapkan perbedaan dengan menyatukan nilai-nilai yang amat berbeda, padahal sikap inilah yang nantinya justru menimbulkan perpecahan. Selain itu adalah sikap semau-maunya membiarkan semua orang hidup menurut norma masing-masing (laissez faire). Sikap ini juga berbahaya sebab tidak semua norma bisa bersesuaian satu dengan yang lain. Pluralisme sepertinya ingin mempersiapkan "dunia globalisasi" menempuh jalan sinkretisme demi kesatuan seluruh umat manusia.

3.      Sinkritisme

Sinkretisme adalah suatu upaya untuk menyatukan agama-agama di seluruh dunia dengan harapan terbentuknya satu agama untuk seluruh umat. Penganut sinkretisme tidak mengakui adanya wahyu unik dalam agama-agama termasuk dalam agama Kristen. Mereka berpendapat bahwa setiap pengakuan terhadap keunikan wahyu suatu agama hanya akan memecahkan persatuan. Menurut keyakinan mereka, kebenaran dan ekspresi kebenaran kurang memadai kalau hanya mengandalkan satu cara agama saja. Sebab itu sinkretisme berpendapat adanya banyak cara dan jalan untuk menyadari realita ilahi. Karena itu para penganutnya merasa perlu mempersatukan atau memadukan semua "kebenaran" itu untuk menghasilkan sesuatu yang dapat dipegang bersama. Kita juga menolak sinkretisme, karena sebenarnya ajaran ini hanyalah merupakan lanjutan dari pluralisme keagamaan.[4]

Dari luar Agama-agama lain

2.      Praktik Apologetika

Menonton video Apologetika 1 dan praktik apologetika
Menonton video Apologetika 2 dan praktik apologetika
Menonton video Apologetika 3 dan praktik apologetika
Menonton video Apologetika 4 dan praktik apologetika
Menonton video Apologetika 5 dan praktik apologetika
Menonton video Apologetika 6 dan praktik apologetika
Menonton video Apologetika 7 dan praktik apologetika



[1]Beberapa ajaran berbahaya yang menyerang iman Kristen http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=346&res=jpz
[2] Relativisme. http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=347&res=jpz (Diakses tanggal, 25/12 2015)
[3] Pluralisme. http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=348&res=jpz (Diakses tanggal, 25/12 2015)
[4] SInkritisme. http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=349&res=jpz (Diakses tanggal, 25/12 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar