BAB 2
Kompetensi
Dasar 2
Mengidentifikasi
Teori Pelaksanaan Apologetika Kristen
Menurut
John M. Frame dan Edgar C. Powell, Apologetika dapat dilakukan dalam tiga bagian,
yaitu:
1.
Apologetika
sebagai pembuktian atau penunjukkan,
dalam arti memaparkan dasar rasional bagi iman Kristen (IKor. 15:1-11);
Frame
mengatakan bahwa dalam pelaksanaannya, ketiganya tidak berdiri sendiri. Kita
tidak dapat melakukan yang satu tanpa melakukan yang lainnya. Selanjutnya Jhon
M. Frame menjelaskan ketiga tahap pelaksanaan apologetika tersebut diatas
dengan menyatakan bahwa apologetika sebagai pembuktian
menjelaskan tentang upaya dan metode untuk menyampaikan satu dasar yang
rasional bagi iman Kristen, dan upaya untuk membuktikan kebenaran kekristenan. Istilah lain yang dipakai oleh John M. Frame dalam
menyebut apologetika sebagai pembuktian yaitu apologetika pembuktian sebagai apologetika defensif. Yesus dan para Rasul sering memberikan bukti
kepada mereka yang mempunyai kesulitan untuk mempercayai kebenaran Injil (Yoh.
14:11; 20; 24:31). 18) Apologetika itu dimaksudkan untuk menghahdapi
ketidakpercayaan yang ada di dalam diri orang percaya. Apologetika digunakan untuk menjelaskan
eksistensi Allah dan kebenaran Injil, dan menyingkapkan kebenaran doktrin
Alkitab dalam berbagai argumentasi
2.
Apologetika
sebagai pertahanan atau pembelaan, artinya menjawab
sanggahan-sanggahan orang tidak percaya terhadap iman Kristen (Flp. 1:7, 16)
Sedangkan
apologetika sebagi pembelaan menurut
Frame, yaitu bahwa apologetika sebagai pembelaan adalah sebuah upaya untuk
menjawab keberatan-keberatan dari ketidakpercayaan. Misalnya sejumlah tulisan
Paulus yang menekankan apologetika sebagai suatu pembelaan. Apologetika semacam
ini menekankan perihal apa yang dikatakan Alkitab tentang berbagai peristiwa
dalam perspektif Alkitab. Apologetika
juga dapat dipahami sebagai penyerangan yaitu apologetika sebagai penyerangan
digunakan untuk menyerang kebodohan dari (akibat dari) pikiran yang tidak
percaya. (Maz. 14: 1 ; 1 Kor. 1:18 -2:16). 22) John M. Frame menyebut aspek
apologetika ini sebagai apologetika
Ofensif. Apologetika ofensif itu
tidak hanya digunakan hanya sebagai pemberian jawab saja, tetapi juga bermakna
satu serangan terhadap kepalsuan yang menyesatkan (2 Kor. 10:15). Hal ini
penting, sebab sebuah kebodohan memang hams diserang, tetapi sebuah penyerangan
yang arif dan bijak melalui sebuah argumentasi yang medidik. Pemikiran non
Kristen adalah sebuah kebodohan, jadi tugas seorang apologis adalah untuk
menyingkapkan kebodohan tersebut, seperti penyembahan berhala, ateisme.
relativisme, humanisme, dan isme-isme yang lain. Apologetika menjelaskan
tentang pembelaan atau memberi jawab terhadap satu doktrin, baik kritikan yang
muncul dari dalam atau pun dari luar kekristenan.
3.
Apologetika
sebagai Penyingkapan, yaitu menyingkapan
kesalahan atau kesalah-pahaman dari pemikiran atau pemahaman orang tidak
percaya terhadap kekristenan (Mzm. 14:1, IKor. 1:18-2:16).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar